Sunday, July 21, 2013

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan di Pabrik Tempe


Dalam kegiatan produksi, persediaan perlu dilakukan perencanaan dan pengendalian yang baik karena hal tersebut berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk persediaan tersebut, baik dalam bentuk produk jadi , baku dan persediaan dalam bentuk work in process. Adapun biaya yang harus dikeluarkan berkaitan dengan persediaan meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya di saat kekurangan persediaan. Perencanaan dan pengendalian persediaan ini sangat berkaitan dengan jumlah permintaan, lama proses produksi dan juga ketahanan produk. Semua hal tersebut akan menentukan berapa jumlah bahan baku dan produk jadi yang harus disediakan.
Sebagai contoh kegiatan perencanaan dan pengendalian persediaan ini dilakukan study kasus di pabrik tempe Bapak H. Etik yang bertempat di Jayaraga Kabupaten Garut. Kelurahan Jayaraga ini merupakan sentra produksi tempe yang ada di Kabupaten Garut. Alasan mengenai pemilihan pabrik tempe untuk analisis perencanaan dan persediaan ini karena tempe merupakan produk yang berbahan baku hasil pertanian dengan pembuatan yang cukup lama sekitar 2 hari dan ketahanan tempe yang masih dapat dikonsumsi hanya 2 hari serta permintaan yang tinggi karena merupakan makanan khas masyarakat menengah ke bawah, sehingga perlu adanya perencanaan dan pengendalian yang baik untuk memenuhi semua kebutuhan tempe dengan meminimalisasi pembengkakan biaya akibat penyimpanan baik produk tempe atau bahan bakunya.
Bahan baku Pembuatan Tempe
Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan tempe ini terdiri atas bahan baku langsung dan bahan baku tak langsung. Adapun bahan baku langsung adalah sebagai berikut :
1.    Kacang kedelai
Kacang kedelai yang dibutuhkan dalam satu hari mencapai 280 kg untuk hari normal dan disaat mengalami penurunan permintaan hanya sebesar 230 kg. Sedangkan untuk hari-hari tertentu seperti hari raya dibutuhkan kedelai sebanyak 350 kg.
2.    Ragi tempe
Ragi tempe yang dibuthkan adalah 1 gram untuk 1 kg kacang kedelai, sehingga dalam sehari dibutuhkan 280 gram.
3.    Plastik pembungkus
Pelastik pembungkus yang dibutuhkan setiap harinya mencapai 15 pak dimana setiap pak terdapat 100 buah plastik.
Sedangkan bahan tidak langsung pembuatan tempe adalah :
1.    Kayu bakar
Kayu bakar yang dibutuhkan dalam satu hari mencapai 0.86 m3 atau sekitar 6 m3 per minggunya dimana dalam satu minggu terdiri atas 7 hari kerja.
2.    Air
Air yang dibutuhkan dalam sehari untuk merebus dan mencuci kedelai mencapai 1,5 m3 atau sekitar 1500 liter per hari.
Proses Pengadaan  dan biaya Bahan baku
Sistem pengadaan bahan baku dilakukan dengan sistem jatuh tempo untuk bahan baku kacang kedelai dan kayu bakar. Setiap satu minggu distributor mengirim kedelai ke pasar dengan tambahan biaya angkut dari pasar ke pabrik. Sedangkan untuk kayu bakar dikirim langsung ke pabrik oleh perusahaan pemotongan kayu setiap seminggu sekali. Untuk bahan baku ragi dan plastik dibeli langsung dari pasar dengan jumlah persediaan untuk satu minggu. Biaya untuk bahan baku setiap minggu adalah sebagai berikut :
·         Kacang kedelai : Rp 6.900 /kg x 280 kg/hari x 7 hari = Rp. 13.524.000
·         Kayu bakar sebanyak 6 m3/minggu  : Rp. 1.000.000
·         Plastik pembungkus : Rp. 3000 /pak x 15 pak/hari x 7 hari = Rp 315.000
·         Ragi Tempe : Rp. 90.000 /kg x 280 g/hari x 7 hari = Rp. 176.400
·         Air bersih : Rp 100.000/5000 liter x 1500 liter/hari x 7 hari = Rp. 210.000
Total biaya bahan baku per minggu = Rp 15.225.400
Biaya Persediaan

Biaya persediaan Perusahaan Tempe ini secara umum dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan terdiri dari biaya telepon, biaya administrasi dan biaya upah. Untuk  biaya penyimpanan hanya terdiri dari biaya  opportunity cost. Hal ini dikarenakan sebagai perbandingan jika uang yang digunakan untuk pengadaan bahan baku disimpan dalam bentuk tabungan, yang menghasilkan  opportunity cost berupa bunga bank.
Tabel 1 Biaya Pemesanan Bahan Baku
Jenis biaya
Bahan baku
Kedelai
Ragi
Plastik
Kayu Bakar
Air
Administrasi
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Telepon
5.000
-
5.000
5.000
Transportasi
50.000
5.000
20.000
-
Total Biaya Pemesanan
Rp. 95.000

Pada tabel 1 di atas jumlah biaya pemesanan selama satu minggu, maka untuk satu tahun adalah sebesar Rp. 4. 560.000
Untuk menghitung biaya penyimpanan dengan berdasarkan opportunity cost berupa bunga bank. Misalnya uang tersebut disimpan di Bank BRI berupa simapanan SIMPEDES dengan bunga sebesar 1 %/bulan ataau sekitar 12 %/tahun, maka besarnya biaya penyimpanan adalah :
·         Kedelai = Rp. 6.900/kg x 12 % /tahun = Rp 828/kg/tahun
·         Kayu bakar = Rp 167.000/m3 x 12 % /tahun = Rp 20.040/ m3/tahun
·         Air = Rp.20/liter (Rp.100.000/5000 liter) x 12 % /tahun = Rp 2.4/ liter/tahun
·         Plastik = Rp. 3000/pak x 12 % /tahun = Rp 360/ pak/tahun
·         Ragi tempe = Rp 90.000/kg x 12 % /tahun = Rp 10.800/ kg/tahun
Tabel 2 Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Bahan baku
Kebutuhan/hari
Kebutuhan/tahun
opportunity cost/tahun
Total opportunity cost/ tahun
Kedelai
280 kg
100.800 kg
Rp. 828/kg
Rp. 83.462.400
Kayu bakar
0.86 m3
309.6 m3
Rp. 20.040/ m3
Rp. 6.204.384
Air
1500 liter
540.000
Rp. 2,4/liter
Rp.1.296.000
Plastik
15 pak
5400 pak
Rp. 360/pak
Rp. 1.944.000
Ragi
280 gram
100.8 kg
Rp. 10.800/kg
Rp. 1.088.640
Total
Rp. 87.791.040

            Dengan demikian biaya total persediaan selama setahun jumlah total biaya pemesanan ditambah dengan biaya total penyimpanan, yaitu Rp. 92.351.040 /tahun
tahun

Gambar 1 Skema Produksi Tempe
Keterangan :
Tempe tipe A : Tempe denga harga jual Rp 1.500
Tempe tipe B : Tempe denga harga jual Rp 2.000
Tempe tipe C : Tempe denga harga jual Rp 4.000

No comments:

Post a Comment