Dalam kegiatan produksi, persediaan perlu dilakukan
perencanaan dan pengendalian yang baik karena hal tersebut berkaitan dengan
biaya yang harus dikeluarkan untuk persediaan tersebut, baik dalam bentuk
produk jadi , baku dan persediaan dalam bentuk work in process. Adapun biaya yang harus dikeluarkan berkaitan
dengan persediaan meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya di saat
kekurangan persediaan. Perencanaan dan pengendalian persediaan ini sangat
berkaitan dengan jumlah permintaan, lama proses produksi dan juga ketahanan
produk. Semua hal tersebut akan menentukan berapa jumlah bahan baku dan produk
jadi yang harus disediakan.
Sebagai contoh kegiatan perencanaan dan pengendalian
persediaan ini dilakukan study kasus di pabrik tempe Bapak H. Etik yang
bertempat di Jayaraga Kabupaten Garut. Kelurahan Jayaraga ini merupakan sentra
produksi tempe yang ada di Kabupaten Garut. Alasan mengenai pemilihan pabrik tempe
untuk analisis perencanaan dan persediaan ini karena tempe merupakan produk
yang berbahan baku hasil pertanian dengan pembuatan yang cukup lama sekitar 2
hari dan ketahanan tempe yang masih dapat dikonsumsi hanya 2 hari serta
permintaan yang tinggi karena merupakan makanan khas masyarakat menengah ke
bawah, sehingga perlu adanya perencanaan dan pengendalian yang baik untuk
memenuhi semua kebutuhan tempe dengan meminimalisasi pembengkakan biaya akibat
penyimpanan baik produk tempe atau bahan bakunya.
Bahan
baku Pembuatan Tempe
Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan tempe ini
terdiri atas bahan baku langsung dan bahan baku tak langsung. Adapun bahan baku
langsung adalah sebagai berikut :
1.
Kacang
kedelai
Kacang kedelai yang dibutuhkan dalam satu hari mencapai
280 kg untuk hari normal dan disaat mengalami penurunan permintaan hanya
sebesar 230 kg. Sedangkan untuk hari-hari tertentu seperti hari raya dibutuhkan
kedelai sebanyak 350 kg.
2.
Ragi
tempe
Ragi tempe
yang dibuthkan adalah 1 gram untuk 1 kg kacang kedelai, sehingga dalam sehari
dibutuhkan 280 gram.
3.
Plastik
pembungkus
Pelastik
pembungkus yang dibutuhkan setiap harinya mencapai 15 pak dimana setiap pak
terdapat 100 buah plastik.
Sedangkan bahan tidak langsung pembuatan tempe adalah
:
1.
Kayu
bakar
Kayu bakar
yang dibutuhkan dalam satu hari mencapai 0.86 m3 atau sekitar 6 m3
per minggunya dimana dalam satu minggu terdiri atas 7 hari kerja.
2.
Air
Air yang
dibutuhkan dalam sehari untuk merebus dan mencuci kedelai mencapai 1,5 m3
atau sekitar 1500 liter per hari.
Proses
Pengadaan dan biaya Bahan baku
Sistem pengadaan bahan baku dilakukan dengan sistem
jatuh tempo untuk bahan baku kacang kedelai dan kayu bakar. Setiap satu minggu
distributor mengirim kedelai ke pasar dengan tambahan biaya angkut dari pasar
ke pabrik. Sedangkan untuk kayu bakar dikirim langsung ke pabrik oleh perusahaan
pemotongan kayu setiap seminggu sekali. Untuk bahan baku ragi dan plastik
dibeli langsung dari pasar dengan jumlah persediaan untuk satu minggu. Biaya
untuk bahan baku setiap minggu adalah sebagai berikut :
·
Kacang
kedelai : Rp 6.900 /kg x 280 kg/hari x 7 hari = Rp. 13.524.000
·
Kayu
bakar sebanyak 6 m3/minggu : Rp. 1.000.000
·
Plastik
pembungkus : Rp. 3000 /pak x 15 pak/hari x 7 hari = Rp 315.000
·
Ragi
Tempe : Rp. 90.000 /kg x 280 g/hari x 7 hari = Rp. 176.400
·
Air
bersih : Rp 100.000/5000 liter x 1500 liter/hari x 7 hari = Rp. 210.000
Total biaya bahan baku per minggu = Rp 15.225.400
Biaya
Persediaan
Biaya persediaan Perusahaan Tempe ini secara umum
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan terdiri dari biaya telepon, biaya administrasi dan biaya upah.
Untuk biaya penyimpanan hanya terdiri
dari biaya opportunity cost. Hal ini dikarenakan sebagai perbandingan jika
uang yang digunakan untuk pengadaan bahan baku disimpan dalam bentuk tabungan,
yang menghasilkan opportunity cost berupa bunga bank.
Tabel 1 Biaya Pemesanan Bahan Baku
Jenis biaya
|
Bahan baku
|
||||
Kedelai
|
Ragi
|
Plastik
|
Kayu Bakar
|
Air
|
|
Administrasi
|
1.000
|
1.000
|
1.000
|
1.000
|
1.000
|
Telepon
|
5.000
|
-
|
5.000
|
5.000
|
|
Transportasi
|
50.000
|
5.000
|
20.000
|
-
|
|
Total Biaya Pemesanan
|
Rp. 95.000
|
Pada tabel 1 di atas jumlah biaya pemesanan selama
satu minggu, maka untuk satu tahun adalah sebesar Rp. 4. 560.000
Untuk menghitung biaya penyimpanan dengan berdasarkan opportunity cost berupa bunga bank.
Misalnya uang tersebut disimpan di Bank BRI berupa simapanan SIMPEDES dengan
bunga sebesar 1 %/bulan ataau sekitar 12 %/tahun, maka besarnya biaya
penyimpanan adalah :
·
Kedelai
= Rp. 6.900/kg x 12 % /tahun = Rp 828/kg/tahun
·
Kayu
bakar = Rp 167.000/m3 x 12 % /tahun = Rp 20.040/ m3/tahun
·
Air
= Rp.20/liter (Rp.100.000/5000 liter) x 12 % /tahun = Rp 2.4/ liter/tahun
·
Plastik
= Rp. 3000/pak x 12 % /tahun = Rp 360/ pak/tahun
·
Ragi
tempe = Rp 90.000/kg x 12 % /tahun = Rp 10.800/ kg/tahun
Tabel
2 Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Bahan baku
|
Kebutuhan/hari
|
Kebutuhan/tahun
|
opportunity cost/tahun
|
Total opportunity cost/ tahun
|
Kedelai
|
280 kg
|
100.800 kg
|
Rp. 828/kg
|
Rp. 83.462.400
|
Kayu bakar
|
0.86 m3
|
309.6 m3
|
Rp. 20.040/ m3
|
Rp. 6.204.384
|
Air
|
1500 liter
|
540.000
|
Rp. 2,4/liter
|
Rp.1.296.000
|
Plastik
|
15 pak
|
5400 pak
|
Rp. 360/pak
|
Rp. 1.944.000
|
Ragi
|
280 gram
|
100.8 kg
|
Rp. 10.800/kg
|
Rp. 1.088.640
|
Total
|
Rp. 87.791.040
|
Dengan demikian biaya
total persediaan selama setahun jumlah total biaya pemesanan ditambah dengan
biaya total penyimpanan, yaitu Rp. 92.351.040 /tahun
tahun
Gambar 1 Skema
Produksi Tempe
Keterangan :
Tempe tipe A : Tempe denga harga jual Rp 1.500
Tempe tipe B : Tempe denga harga jual Rp 2.000
Tempe tipe C : Tempe denga harga jual Rp 4.000
No comments:
Post a Comment