Wednesday, October 19, 2011

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT ( Lycopersicon esculentum Mill)

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT
( Lycopersicon esculentum Mill)


Seminar UNX
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
Gelar sarjana Teknik Pertanian pada Jurusan TMIP


Disusun Oleh :

RIKKY TRIYADI
240110097001







JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINAGOR
                                                                              2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Tomat merupakan jenis buah-buahan yang tidak asing lagi di masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi langsung, tomat juga digunakan untuk memasak sebagai bumbu tambahan. Sehingga prosfek komoditas tomat ini sangat baik untuk dibudidayakan dengan baik. Konsumsi tomat pada tiap tahunnya meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan taraf kehidupan masyarakat serta kesadaran mengenai pentingnya sayuran dalam asupan makannnya.
            Untuk memenuhi peningkatan permintaan tersebut perlu adanya upaya peningkatan volume produksi tomat. Peningkatan hasil panen tanaman tomat dapat dilakukan berbagai cara, baik secara intensifikasi pertanian maupun ekstensifikasi pertanian. Namun seiring menyempitnya lahan, peningkatan produksi tomat dapat dilakukan dengan cara intensifikasi pertanian, salah satunya dengan melakukan pemupukan yang baik dan benar sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
            Tingkat produksi tomat per hektar di Indonesia sebesar 4,8 ton, hasil inijauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat produksi maksimum tomat yang dapat mencapai 16-25 ton per hektar. Produksi tomat per hektar dapat ditingkatkan dengan cara menanam varietas yang berdaya hasil tinggi, perbaikan teknik budidaya serta perbaikan pembungaan secara terus menerus ( Purwanto, 2003).



            Salah satu upaya peningkatan produksi tomat adalah dengan melakukan pemupukan dengan baik. Untuk pertumbuhan dan hasil yang baik, tanaman tomat membutuhkan unsure hara yang lengkap, baik mikro maupun makro, dengan komposisi berimbang yang dipasok dari pupuk. Pemberiuan N yang terlalu tinggi misalnya dapat menyebabkan pertumbuhan daun yang lebat , namun berpengaruh menekan jumlah dan ukuran buah. Pemberian sulfur (S), Kalsium (Ca) dan  Magnesium (Mg) pada tanaman tomat nyata meningkatkan hasil, memperbaiki pematangan dan kadar padatan terlarut.
           Namun pada kenyataannya, petani di Indonesia hanya menggunakan puuk tungal, seperti urea sumber N, SP 36 untuk P, dan KCL untuk sumber K yang pemberiannya dilakukan secara sendiri-sendiri  yang tidak memperhatikan keseimbangan komposisi pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat menyebabkan defisiensi unsure hara dan juga efisiensi pemupukan rendah.
            Kebutuhan unsure hara yang berimbang dan lengkap terdapat pada pupuk majemuk yang akan menjamin ketersediaan unsure hara yang dibutuhkan tanaman sehingga dapat mencegah defisiensi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas tanaman. Oleh Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberiaan pupuk majemuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat

1.2     Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pupuk majemuk terhadap petumbuhan dan hasil tanaman tomat pada berbagai dosis untuk meningkatkan produksi tomat.

1.3     Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna bagi para petani sebagai referensi dalam melakukan pemupukan tanaman tomat dengan menggunakan pupuk majemuk. Sehingga diharapkan dapat membantu dalam upaya peningkatan produksi tanaman tomat per hektar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Tomat
Tomat merupakan tanaman asli benua Amerika yang tersebar dari Amerika tengah hingga Amerika selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan Axtec pada taun 700 SM.  Sementara itu bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopholus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di pantai Salvador pada tanggal 12 Oktober 1942. Penyebaran di Indonesia dimulai dari Filiphina dan Negara-negara Asia lainnya pada abad ke-18.
Selain dikonsumsi segar, buah tomat juga dimanfaatkan untuk berbagai industri misalnya sambal, saus, minuman jamu, dan kosmetik. Sebagai abahan makanan kandungan gizi pada tomat tergolong lengkap. Secara rinci disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1 Kandungan gizi tomat
Kandungan gizi
Buah muda
Buah masak
Sari buah
1
2
Energi (kal)
23
20
19
15
Protein (g)
2
1
1
1
Lemak (g)
0,70
0,3
0,2
0,2
Karbohidrat (g)
2,3
4,2
4,1
3,5
Serat (g)
-
-
0,8
-
Abu
-
-
0,6
-
Calcium (mg)
5
5
18
7
Fosfor (mg)
27
27
18
15
Zat besi (mg)
0,5
0,5
0,8
0,4
Natrium (mg)
-
-
4
-
Kalium (mg

3
-
-
266


-
Vitamin A (S.I)
320
1500
735

4
600
Vitamin B1 (mg)
0,07
0,06
0,06
0,05
Vitamin B2 (mg)
-
-
0,04
-
Niacin (mg)
-
-
0,06
-
Vitamin C (mg)
30
40
29
10
Air (g)
93
94
-
94
Sumber : Direktorat Gizi RI (1981)
Secara morpologi tanaman tomat terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan biji. Ciri khas tanaman tomat adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di seluruh permukaan. Akar tomat berbentuk serabut dengan menyebar ke segala arah dan kemampuannya menembuh tanah terbatas, yaitu hanya mencapai 30-70 cm. Daun yang berwarna hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar 15-20 cm. Sementara itu, tangkai daun berbentuk bulat memanjang sekitar 4-10 cm dan ketebalan 0,3-0,5 cm. Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompatan dengan jumlah 5-10 bunga/ dompatan atau tergantung varietas. Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Bunga melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunga tomat berumah satu. Buah tomat berbentuk bulat, bulat lonjong, pipih, atau oval. Buah yang masih muda berwarna hijau muda sampai hijau tua. Sementara itu, buah yang sudah tua berwarna merah cerah atau gelap, merah kekuning-kuningan, merah kehitam-hitaman.
Pada umumnya Tanaman tomat dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Kondisi tanah yang ideal adalah tanah dengan  pH 5,5-6,5 berupa tanah liat berdebu dan tidak dalam kondisi tergenang atau becek.
            Berdasarkan bentuknya, tomat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1.      Tomat apel
Bentuknya seperti buah apel atau pir.
2.      Tomat kentang
Bentuknya bulat besar, padat, dan kompak
3.      Tomat biasa
Bentuk buahnya pipih tidak teratur, sedikit beralur di dekat tangkai

4.  Tomat tegak
Bentuk buahnya agak lonjong, tektur keras, dan dengan daun rimbun, kriting dan warna kelam.
5.      Tomat cherry
Betuk buahnya kecil bulat atau bulat memanjang
            Berdasarkan tipe pertumbuhannya tanaman tomat dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut :
  1.             Tipe determinan : Pertumbuhannya diakhir dengan tumbuhnya rangkaian bunga atau buah. Umur panen lebih pendek dan pertumbuhan batang cepat.
  2.            Tipe indeterminan : Pertumbuhan tidak diakhiri dengan tumbuhnya bunga dan buah. Umur panen relative lama dan pertumbuhan batang relative lamban
  3.  .      Tipe semi indeterminan : cirri-ciri tipe ini diantara tipe determinan dan indeterminan
Terdapat beberapa varietas tomat yang dibudidayakan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.        Varieta Intan
Varietas tomat yang berasal dari Taiwan, dengan cirri-ciri buah berbentuk apel, berwarna putih kehijauan pada waktu muda dan merah jingga pada waktu masak. Buahnya berukuran sedang (45 g/buah). Tumbuh dengan baik di dataran rendah atau medium, tahan terhadap penyakit layu bakteri, dan peka terhadap penyakit busuk dau. Potensi produksi per hektar mencapai 5-24 ton.
2.        Varietas Ratna
Varietas tomat yang berasal dari Filiphina, merupakan tanaman pendek dan bersifat determinan. Buah yang dihasilkan berbentuk apel, berwarna putih kehijuan pada waktu muda dan jingga sampai merah pada waktu masak, permukaan halus atau sedikit bergelombang. Bobot buahnya mencapai 40 g/buah. Varietas ini merupakan tanaman tomat tahan layu, namun sensitive terhadap busuk daun. Potensi panen perhektar mencapai 5-20 ton.

3.       Varietas Berlian
4.        Varietas MutiaraVarietas ini berasal dari Taiwan dangan karakteristik tanaman determinan. Bentuk buah oval, pada saat masak warnanya merah hingga oranye. Bobot buah yang dihasilkan 43 g/buah. Varietas ini cocok untuk dataran tinggi atau medium dengan potensi panen mencapai 11-23 ton/hektar.
Varietas Mutiara ini merupakan hasil pemuliaan dalam negari yang bersifa deterinan, permukaan buah licin. Pada saat muda, warnanya merah kehijauan, dan pada saat tua berwarna merah. Ukuran buah mencapai 75 g/buah dengan potensi panen mencapai 40 ton/hektar. Varietas ini cocok untuk dataran dataran randah dan tinggi. Keunggulan lainnya adalah vareietas ini tahan terhadap busuk daun dan layu.

2.2    Pemupukan tanaman tomat
Tanaman tomat memerlukan zat-zat makanan atau unsure hara yang terdiri atas unsure makro N, P, K, S, Mg, Ca dan unsure hara mikro Mo, Cu, B, Zn, Fe, dan Mn. Agar efektif, pemberian pupuk disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman, dan teknik budidaya yang diterapkan.

Tabel 2 Dosis pemberian pupuk NPK untuk system tanaman mulsa plastik hitam perak
Pupuk
Dosis per tanaman
ZA
35 gram
Urea
15 gram
SP-36
27 gram
KCL
25 gram
Bionutrien
200-300 cc



Untuk pupuk kimia diberikan sebagai pupuk susulan yang dapat dilakukan sekaligus atau bertahap, tergantung pada teknik yang ditreapkan. Pada teknik budidaya mulsa plastik hitam perak, pupuk kimia dapat diberikan sekaligus dan waktu pemupukannya adalah 3-7 hari sebelum tanam. Apabila budidaya tanpa mulsa plastik hitam perak pemberian pupuk dilakukan 4 kali, yaitu pupuk dasar 3-7 hari sebelum tanam, sebagai pupuk susulan1 diberikan 7-10 hari setelah tanam, pupuk 2 diberikan setelah 21-24 hari setelah tanam dan pupuk 3 diberikan setelah 35-38 hari setelah tanam.

2.3    Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara. Umumnya unsure hara yang dikandungnya hanya unsure hara makro dan mikro saja. Pupuk majemuk ini dapat mengandung dua unsur hara atau lebih. Misalnya NPK Rustika Yellow 15-15-15, N,P,K masing-masing 15 %, pupuk NPK Muitara 16-16-16 yang mengandung unsur N,P,K masing-masing 16 %.
Hasil penelitian beberapa peneliti menunjukan bahwa unsure hara yang menentukan produksi dan kualitas buah tomat diantaranya unsure N, P, dan K. Pemupukan N dengan dosis 242 kg/hektar dapat meningkatkan hasil dan ukuran buah tomat varieta walter. Pemberian N yang cukup menjamin pertumbuhan yang baik, hasil panen yang lebih tinggi dan buah berkembang penuh. Unsur P banyak berpengaruh pada pembungaan dan perkembangannya, kekerasan buah, warna buah, kandungan vitamin C dan mempercepat pematangan buah. Penggunaan pupuk K meningkatkan kandungan gula, kandungan vitamin C, kandungan asam total serta menambah jumlah buah yang dipanen ( Purwanto, 2005).


Manfaat dan gejala kekurangan pupuk makro N, P, dan K. Unsur hara Nitrogen berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu pembentukan sel baru, mengganti sel-sel yang rusak. Selain itu membantu dalam pembentukan klorofil dalam fotosintesis, pembentukan vitamin dan protein, mempercepat pertumbuhan tanaman muda, dan meningkatkan penyerapan unsur hara lainya seperti posfor dan kalium. Gejala kekurangan terhadap tanaman dapat menyebabkan tanaman menjadi layu, menguning dan kekurangan zat hijau daun. Namun apabila terjadi kelebihan penggunaan pupuk nitrogen dapat meyebakan bunga dan buah terhambat karena pertumbuhan vegetative meningkat, pematangan buah terhambat, ukuran buah kecil, dan tidak tahan terhadap penyakit. Kegunaan unsur hara Fospor berperan dalam pembentukan akar, pertumbuhan generative, dapat meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, mempercepat proses pematangan. Apabila tanaman mengalami kekurangan unsure hara Fospor ini dapat mengakibatkan perakaran tanaman tidak sempurna, tanaman kerdil dan kurus, daun menjadi mengering dan warnanya menjadi kemerah-merahan dan coklat. Peranan unusr hara Kalium bagi tanaman adalah dalam pembentukan zat karbohidrat, pembentukan hijau daun dan bunga, meningkatkan daya serap akar, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, mengatur kesetimbangan pupuk nitrogen dan fospat, serta meningkatkan kadar gula, lemak dan rasa pada buah. Adapun apabila tanaman mengalami deefisiensi unsur hara kalium ini dapat mengyebkan pembentukan lamban dan tanaman menjadi kerdil, pucuk daun menguning secara melua pada tepi-tepinya, kematian pucuk akar dan akar rambut, dan penyerapan  unsure hara tergangu.

            
Sedangkan pupuk majemuk lengkap adalah pupuk yang kandungannya terdiri dari unsur hara yang lengkap, terdiri atas unsure makro dan mikro yang tersusun dalam komposisi tertentu. Keuntungan dari pemakaian pupuk ini selain praktis dalam penggunaannya, hara yang terkandung tercampur dengan rata, sehingga memudahkan  dalam aplikasi. Penggunaan pupuk majemuk lengkap formula tablet pada tanaman the dapat menurunkan takaran penggunaan pupuk sebesar 33,33 % dibandingkan penggunaan pupuk tunggal konvensional. Percobaan Rini Rosliani (1997) mengenai penggunaan pupuk majemuk lengkap formula tablet (PMLT) pada tanaman cabi, menunjukan bahwa tidak tampak perbedaan antara penggunaan pupuk tersebut dibandingkan campuran pupuk tunggal pada hasil cabai, namun dari analisis ekonomi PMLT lebih efisien.( Tino Mutiarawati Onggo, 2001).







BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan ini dilakukan untuk mengamati pengaruh penggunaan pupuk majemuk terhadap pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun serta pengaruhnya terhadap hasil meliputi bobot rata-rata, jumlah buah dan berat buah  serta persentase jumlah buah yang tidak layak dipasarkan (not marketable).
Pada percobaan ini menggunakan tiga jenis pupuk yang berbeda, yaitu campuran pupuk tunggal (po), pupuk majemuk lengkap formula pril (PMLP), dan pupuk majemuk lengkap tablet (PMLT). Dosis pupuk yang digunakan dalam percobaan ini adalah 30 gram/ tanaman (d1) dan 40 gram/tanaman.
Hasil percobaan menunjukan penggunaan pupk majemuk lengkap meningkatkan tinggi tanaman dan lebih baik dibandingkan dengan pemberian pupuk tunggal, namun pupuk majemuk lengkap formula tablet lebih baik dibandingkan dengan formula pril (Tabel 1).

Tabel 3. Pegaruh Formula dan Dosis Pupuk majemuk lengkap terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat umur 8 minggu setelah tanam
Perlakuan
Tinggi tanaman
(cm)
Jumlah daun
Diameter  batang
(cm)
Formula pupuk (P)
po = urea + Sp36 + KCL

115.77 a

26.1 a

1.14 a
p1 = PML-pril
117.27 ab
26.3 a
1.18 a
p2 = PML-tablet
121.80 b
28.4 a
1.19 a
Dosis pupuk (D)
d1 = 30g/tanaman

118.50 a

27.1 a

1.17 a
d2 = 40 g/tanaman
118.06 a
26.8 a
1.17 a
        

 





Dosis pemupukan yang diberikan pada tanaman dengan perbedaan 10 gram/tanaman tidak menunjukan pengaruh yang berarti terhadap pertumbuhan tanaman tomat, tampak dosis perbedaan pupuk hanya 10 gram dengan pada selang interval 30-40 gram/tanaman terlalu kecil dan berada pada kisaran penggunaan pupuk yang biasa dilakukan oleh para petani, yaitu antara 30-50 gram/tanaman.Hasil percobaan di atas menunjukan pemberian pupuk majemuk lengkap memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman tomat dibandingkan dengan pupuk tunggal yang hanya mengandung unsur makro saja yang biasa digunakan para petani berupa urea, SP36, dan KCl. Namun pemberian pupuk majemuk lengkap dalam bentuk tablet lebih baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman tomat dibandingkan dengan menggunakan formula MPL-pril. Hal tersebut dikarenakan formula tablet tidak mudah tercuci oleh air dan proses larutnya juga bertahap sehingga menjamin kebutuhan unsur hara tanaman pada tiap fase pertumbuhan. Berbeda halnya dengan menggunakan PML-pril yang mudah tercuci oleh air hujan, sehingga unsur hara yang terserap tanaman tidak sesuai dengan dosis yang diberikan akibat kehilangan pencucian zat hara tersebut.
          Pada pertumbuhan batang yang diamati dari besar kecil diameternya dan jumlah daun tanaman tomat, ternyata hasil percobaan menunjukan tidak adanya hubungan yang saling mempengaruhi dengan perlakuan penambahan pupuk majemuk lengkap. Perbedaan hasil antara pupuk tunggal dan majemuk pada diameter batang dan jumlah daun tidak begitu berbeda.


            Pengamatan kedua pada percobaan ini adalah mengamati pengaruh penggunaan pupuk majemuk terhadap hasil tanaman tomat atau pertumbuhan generatif tanaman tomat. Dengan pemberian pupuk majemuk lengkap, hasil buah tanaman tomat lebih baik dibandingkan dengan perlakuan pemupukan dengan pupuk tunggal baik secara kualitas maupun kuantitas. Pada bobot buah/plot lebih tinggi sekitar 31- 38 % dibandingkan dengan hasil pemupukan tunggal. Begitu pula dengan jumlah buah pada setiap plotnya, lebih banyak sekitar 27-29 % dari hasil pupuk tunggal. Namun persentase buah yang tidak layak jual, perlakuan kedua jenis pemupukan tidak begitu berarti pengaruhnya, dapat terlihat bahwa tidak berbeda jauh persentasenya antara penggunaan pupuk majemuk lengkap dengan pupuk tunggal (Tabel 2). Hasil percobaan tersebut menunjukan bahwa pertumbuahan tanaman yang baik memerlukan pupuk lengkapyang mengandung hara mikro dan makro yang sangat bermanfaat dalam pertumbuhan fisiologi tanaman. Sehingga dengan pertubuhan fisiologi tanaman yang baika akan mempengaruhi terhadap hasil yang ditunjukan dengan pertumbuhan generative tomat baik pada jumlah buah dan kualitas yang dihasilkan.

Tabel 4. Pengaruh Formula dan Dosis Pupuk Majemuk terhadap Komponen Hasil Tomat
Perlakuan
Bobot buah/plot
(kg)
Jumlah buah/plot
Bobot buah rata-rata(g)
buah tak layak pasar
(%)
Formula pupuk (P)
po = urea + Sp36 + KCL
p1 = PML-pril
p2 = PML-tablet

17.21 a
22.63 b
23.75 b

194.5 a
247.3 b
252.5 b

88.2 a
91.4 ab
94.2 b

31.7 a
28.9 ab
24.2 b
Dosis pupuk (D)
d1 = 30g/tanaman
d2 = 40 g/tanaman

20.86 a
21.54 a

229.2 a
233.6 a

90.6 a
91.9 a

29.9 a
26.6 a
 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada tiap kolom dari kedua tabel di atas, menunjukan tidak berbeda pada uji Duncan’t taraf 5 %
          Pemberian dosis 30 gram/tanaman dan 40 gram /tanaman tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan generatif tanaman tomat, karena perbedaan dosis yang terlalu kecil dan masih berada paa interval dosis penggunaan pupuk yang biasa petani gunakan meskipun hasil percobaan menunjukan pertumbuhan generatip tanaman tomat dengan dosis 40 gram/tanaman  lebih tinggi tinggi dibandingkan dengan menggunakan dosis 30 gram/tanaman.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.     Penggunaan pupuk majemuk lengkap formula tablet dapat meningkatkan tinggi tanaman, bobot buah rata-rata  dan menurunkan persen buah yang tidak layak jual dibandingkan dengan campuran pupuk tunggal.
2.      Penggunaan pupuk majemuk lengkap dapat miningkatkan bobot buah per plot sebesar 31% - 38% dibandingkan penggunaan campuran tiga pupuk makro (urea, SP36, dan KCl).
3.   Perlakuan dengan dosis 30 gram/tanaman dan 40 gram/tanaman tidak memeberikana perbedaanyang signifikan pada semua pengamatan.

4.2  Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan laju kelarutan pupuk majemuk formula tablet dengan        kebutuhan hara tanaman tomat.
2.    Perlu adanya penelitian dengan perbedaan dosis yang lebih besar untuk mendapatkan dosis optimum            dalam penggunaan pupuk majemuk lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia dan winarso. 2002. Pemanfaatan Pupuk Majemuk sebagai Sumber Hara Budidaya Tomat secara hidroponik. Bul. Agrom (31) (1) 15-20.
Cahyono Bambang. 2008. Usaha tani dan penanganan pasca panen tomat. Yogyakarta : Kanisius
Pritmantoro Heru. 2007. Pemupukan Tanaman Sayur. Bogor : Swadaya
Purwanto. 2005. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK dan Bahan Pemantap Tanah terhadap Hasil dan Kualitas Tomat Varietas Intan. Jurnal Penelitian UNIB: 54-60.
Mutiarawati tino. 2000. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat pada Aplikasi Berbagai Formula dan Dosis Pupuk Majemuk Lengkap. Faperta-Unpad.
Wiryanta Wahyu. 2002. Bertanam Tomat. Jakarta : PT Agro Media  Pustaka






No comments:

Post a Comment