Tuesday, November 27, 2012

Ananlisis CSR Lifebuoy Gelar Dokter Kecil Award


Program “Lifebuoy Berbagai Sehat” memberikan kesempatan bagi keluarga Indonesia untuk mendukung program peningkatan kesadaran masyarakat kesehatan. Konsumen secara otomatis memberikan sumbangan Rp. 10,- pada setiap pembelian sabun batang lifebuoy. Salah satu program ini adalah mengadakan Dokter Kecil Award.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bermitra dengan Lifebuoy untuk mengadakan Dokter Kecil Award 2011 guna menggairahkan kembali program dokter kecil di sekolah-sekolah. Lomba yang akan diikuti oleh perwakilan dokter kecil tingkat provinsi ini akan mencari dokter kecil terbaik untuk mendapatkan piala Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Program Dokter Kecil Award ini, menurut dr.Fauzy Masjur, Ketua Panitia Pelaksana Nasional Hari Bakti IDI 2011, merupakan ajang penghargaan untuk memotivasi para dokter kecil menjadi agen perubahan. "Para dokter kecil ini diharapkan bisa mengajak teman-temannya dan memberikan contoh perilaku hidup bersih dan sehat," katanya dalam acara konferensi media mengenai program Dokter Kecil Award 2011 di Jakarta, Selasa (26/7).
Seleksi Dokter Kecil Award tingkat provinsi telah dilakukan di beberapa kota. Menurut Amalia Sarah Santi, Brand Manager Lifebuoy, kegiatan tersebut merupakan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bekerjasama dengan IDI. Dimana nanti setiap provinsi yang mengikuti program ini akan mengirimkan dua perwakilan terbaiknya untuk mengikuti kompetisi tingkat nasional di Jakarta bulan September 2011 nanti. "Pendaftaran di setiap provinsi dilakukan di kantor IDI wilayah. Di level provinsi ini mereka akan diberi pembekalan-pembekalan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk disosialisasikan kepada teman-temannya serta keluarganya," kata Sarah.
Dokter kecil adalah siswa sekolah yang memenuhi kriteria dan dilatih untuk melaksanakan usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Menurut laporan UNICEF, komunitas dokter kecil di beberapa negara terbukti bisa menjadi agen perubahan dalam menggerakkan budaya hidup sehat di komunitasnya. Di Indonesia sendiri, menurut Sarah, dari beberapa sekolah yang menjadi sekolah binaan dokter kecil Lifebouy di Jawa Timur telah memberikan hasil nyata dalam kesehatan. "Di Jawa Timur kami bekerja sama dengan LSM lokal untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Program ini berhasil menurunkan level absensi hingga 11 persen dan menurunkan tingkat penyakit diare di sekolah sampai 32 persen," kata Sarah. (jek). 


ANALISIS
Kegiatan CSR yang diadakan oleh pihak Lifebouy di atas selain melakukan kegiatan utama, yaitu bisnis, juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat mengenai keadaan lingkungan sekitar. Sesuai dengan areal tanggung jawab Philantropis, dimana perusahaan memberikan manfaat terhadap masyarakat, dalam hal ini diharapkan melalui kegiatan Dokter Kecil Award tersebut akan memberikan manfaat berupa timbulnya kesadaran masyarakat akan  perilaku hidup bersih dan sehat.
Ditinjau berdasarkan prinsip  Triple Bottom Line perusahaan Lifebouy yang di bawah PT Unilever ini selain melakukan kegiatan ekonomi, yaitu penjualan berbagai produk, juga melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang merupakan kepedulian perusahaan mengenai kesehatan terutama kesehatan anak. Kegiatan Dokter Kecil Award tersebut memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan yang dilakukan melalui agen-agen dokter kecil yang kemudian menularkan kebiasaan baik kepada teman-teman sekitar, sehingga akan mendorong perubahan perilaku terhadap isu-isu kesehatan yang akan memberikan dampak baik bagi kesehatan yaitu dengan terwujudnya peningkatan kesehatan anak.
Kegiatan CSR yang dilakukan oleh Lifebouy umumnya merupakan program CSR yang berpijak pada program Cause Related Marketing karena sebagian keuntungan dari penjualan produk digunakan untuk kegiatan program CSR. Namun pada kegiatan CSR di atas, Lifebouy berpijak pada program pemasaran kemasyarakatan korporat (Corporate Societal Marketing) dimana pada program CSR di atas Lifebuoy melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat terutama anak-anak dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya  kesehatan, sehingga diharapkan nantinya anak-anak tersebut dapat menjadi agen perubahan perilaku untuk menggerakkan budaya hidup sehat kepada teman dan keluarganya. Hal tersebut terlihat dari adanya komitmen Lifebuoy untuk menyisihkan Rp. 10 untuk setiap penjualan produk dan digunakan untuk program “Lifebuoy Berbagai Sehat” dimana salah satu kegiatannya adalah Dokter Kecil Award.
Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dari kegiatan CSR ini salah satunya adalah mendorong peningkatan penjualan dengan menarik pelanggan baru, mendorong peningkatan penjualan, dapat membangun identitas merk yang positif di mata pelanggan, meningkatkan citra yang positif, membuka peluang pasar, memperbaiki hubungan dengan stakeholder dimana dalam hal ini untuk memperbaiki dengan lingkungan atau masyarakat sekitar, memperbaiki hubungan dengan pemerintah karena dalam kegiatan ini Lifebouy mengikutsertakan anak-anak sekolah yang berada pada lingkungan pemerintah sekitar, peluang mendapat penghargaan. Selain itu manfaat lain bagi masyarakat akan memberikan dampak yang nyata terhadap perubahan sosial, yaitu mengenai kesadaran akan pentingnya menjaga dan membudayakan perilaku sehat khususnya di kalangan anak-anak.
Melalui kegiatan CSR ini Lifebuoy sedang berusaha untuk membentuk citra positif bagi organisasi sebagai faktor internal dalam pembentukan citra perusahaan. Faktor internal lain yang meningkatkan citra perushaan Lifebuoy ini adalah dengan adanya kebudayaan perusahaan yang menunjukan kepedulian terhadapan kondisi sosial dan lingkungan terutama yang berkaitan dengan isu-isu penting seperti kesehatan, pendidikan dan lingkungan, kebudayaan ini bisa diwujudkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan oleh Lifebouy guna untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Selain itu citra yang dibangun oleh individu dari perusahaan Lifebuoy yang menunjukan perilaku dan kepekaan yang baik dari anggota atau karyawan dari Lifebouy pada saat kegiatan berlangsung terhadap kondisi sekitar, perilaku ramah akan menimbulkan citra yang baik bagi karyawan tersebut dan besarnya cita yang baik bagi organisasi terhadap kinerja para karyawannya
Faktor lain yang turut membentuk citra adalah faktor ekstrenal. Program yang diimplementasikan dalam bentuk nyata/fisik ini memberikan pandangan masyarakat yang positif terhadap perusahaan yang telah mewujudkan secara fisik mengenai kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar. Dengan adanya program Dokter Kecil Award ini masyarakat menilai Lifebuoy mempunyai kepedulian terhadap kesehatan anak. Sehingga hal tersebut akan meningkatkan citra positif perusahaan. Terjadinya Refleksi dari kegiatan tersebut, yang menunjukan perubahan positif mengenai peningkatan tingkat kesehatan masyarakat, Selain itu kemitraan yang baik akan dengan para stakeholder, menjalin kerja sama yang baik untuk mengadakan program CSR dengan pihak-pihak lain juga akan mampu meningkatkan citra perushaan Lifebouy.
Kegiatan Lifebouy Gelar Dokter Kecil Award ini dipublikasikan di media massa, yang diharapkan akan membentuk suatu persepsi positif terhadap merk yang peduli terhadap kesehatan masyarakat, hal ini sebagai wujud manfaat yang didapatkan perushaan dalam melaksanakan kegiatan CSR. Sehingga dari persepsi yang didapat tersebut akan membentuk suatu respons yang baik terhadap Lifebuoy salah satunya adalah adanya perubahan perilaku untuk hidup lebih sehat dan meningkatnya penjualan produk. 

Aplikasi Selang Infus pada Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation) untuk Tanaman Paprika

  3.1            Apakah Pemanfaatan Selang Infus Merupakan Teknologi Tepat Guna untuk Irigasi Tetes  pada Tanaman Paprika?
Pada bagian infus terdapat bagian yang berfungsi untuk mengatur jumlah cairan yang harus dimasukan ke pasien. Dan juga berfungsi sebagai saluran untuk memasukan nutrisi yang terdapat dalam kantung infus ke tubuh pasien Bagian selang ini dapat dimanfaatkan untuk irigasi tetes yang diaplikasikan pada tanaman paprika. Sisitem irigasi pada paprika ini biasanya digunakan sistem irigasi tetes yang sering digunakan sistem yang cukup komplek dengan menggunakan peralatan yang serba otomatis dan terukur, sehingga dalam penggunaannya kurang praktis dan memerlukan modal yang cukup besar. Hal tersebut sangat sulit untuk diterapkan dalam pertanian skala kecil.
Salah satu solusinya dengan mensubtitusi peralatan yang komplek tersebut dengan menggunakan peralatan yang sederhana dan dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas, yaitu dengan menggunakan botol minuman mineral dan selang infusan. Komponen ini mudah didapatkan dan sangat sederhana untuk dimanfaatkan dalam irigasi tetes untuk tanaman paprika.
 Sumber : http://clearwaste.blogspot.com
Gambar 2 Aplikasi selang infus dan botol mineral pada irigasi tetes
Air yang terdapat dalam botol minuman mineral akan mengalir mealalui selang dengan adanya gaya gravitasi, sehingga tanpa adanya perlakuan apa pun air akan mengalir sendiri melalui selang infuse tersebut. Pada selang infus ada bagian pengatur jumlah tetesan yang akan mengatur jumlah debit air yang keluar dari selang. Banyak tidaknya jumlah tetesan ini akan mempengaruhi debit yang dikeluarkan selang, dan besar kecilnya sangat mudah diatur sesuai dengan kebutuhan. Sehingga jumlah air yang keluar dari selang sesuai dengan kebutuhan air tanaman paprika.
Air pada botol penampung akan terus mengalir secara terus menerus sepanjang hari dengan jumlah yang sama setiap waktunya sehingga akan menjamin ketersediaan air yang diperlukan oleh tanaman paprika yang mencapai 0.5 sampai dengan 1,2 liter perhari sesuai dengan usia dan fase pertumbuhannya. Dengan adanya pengaturan debit dan keluaran air pada selang berupa tetesan yang menunjukan debit air yang rendah. Hal tersebut merupakan salah satu criteria aplikasi irigasi tetes yang baik, selain itu aplikasi penggunaan selang infus ini akan menghasilkan jumlah air yang konstan sesuai dengan yang disyaratkan pada aplikasi irigasi tetes, dan juga bahan yang terbuat dari plastik akan membuat usia pemakaian cukup lama. Dengan demikian berdasarkan kriteria yang baik untuk aplikasi irigasi tetes ini, penggunaan selang plastik dan botol minuman mineral dapat dijadikan sebagai teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam upaya irigasi terhadap tanaman paprika.

  3.2            Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Selang Infus pada Irigasi Tetes Untuk Tanaman Paprika?
Dalam pemanfaatannya, penggunaan selang infus ini pada aplikasi irigasi tetes tanaman paprika tentunya mempunyai kekurangan dan kelebihan yang akan menghambat dan mendukung upaya pemberian air pada tamanan paprika hingga kondisi optimum untuk pertumbuhan tanaman paprika.
Adapun yang menjadi kelebihan penggunaan selang infus pada aplikasi irigasi tetes ini adalah sebagai berikut :
1.      Selang infus merupakan alat yang praktis dalam penggunaannya sehingga untuk aplikasinya tidak memerlukan keahlian khusus.
2.      Pengaturan jumlah air yang keluar dari selang dapat dengan mudah dilakukan karena adanya bagian untuk pengaturan jumlah tetesan per satuan waktu. Sehingga air yang keluar akan sesuai dengan air yang dibuthkan tanaman
3.      Debit air pada selang infus konstan tidak akan mengalami perubahan debitnya setelah dilakukan pengaturan.
4.      Investasi yang dikeluarkan untuk pembuatan aplikasi irigasi tetes relative murah bahkan dapat memanfaatkan barang-barang bekas.
5.      Bahan selang infus dan botol tampungan air terbuat dari plastik yang akan tahan lama tanpa terserang oleh rayap atau hal lain yang dapat menyebabkan kerusakan
Namun dibalik kelebihannya tersebut, terdapat juga kekurangan penggunaan selang infus dalam aplikasi irigasi tetes untuk tanaman paprika, yaitu sebagai berikut.
1.      Selang infus yang diambil dari limbah rumah sakit beresiko mengandung bakteri atau bibit penyakit yang berbahaya.
2.      Perlu adanya energi tambahan untuk melakukan sterilisasi selang infus bekas salah satunya dengan merendam di air mendidih selama beberapa waktu atau dengan menggunakan larutan alcohol 70 %.
3.      Perlu adanya biaya tambahan apabila akan menggunakan selang infus yang baru dengan harga sekitar Rp. 9000 sampai dengan Rp. 12.500 per unit.

  3.3            Penggunaan  Selang Infus pada Irigasi Tetes untuk Tanaman Paprika?
Penggunaan selang infus ini pada aplikasi irigasi tetes untuk tanaman paprika berfungsi sebagai pengatur debit dan menyalurkannya pada daerah perakaran tanaman. Sehingga dalam aplikasinya perlu dilakukan pengaturan agar air yang keluar dari selang jumlahnya sesuai dengan jumlah air yang diperlukan oleh tanaman paprika. Pada budidaya tanaman paprika penyiraman dan pemupukan biasanya dilakukan secara bersamaan, yang dikenal dengan sistem fertigasi, yaitu pengairan tanaman sekaligus dengan pemberian pupuk. Tanaman paprika menggunakan berbagai macam pupuk, namun saat ini telah tersedia pupuk yang siap digunakan, yang terdiri atas pupuk A dan pupuk B yang sudah mencakup seluruh kebutuhan tanaman paprika. Jumlah total pupuk A dan B ini mencapai 38,363 gram. Sedangkan kebutuhan air untuk setiap fase pertumbuhan paprika berbeda-beda, untuk masa fase vegetatif I membuthkan 600 ml/tanaman/hari larutan, fase vegetative II membuthkan 900 ml/tanaman/hari dan untuk fase generatif memerlukan 1500 ml/tanaman/hari larutan. Hal tersebut akan berpengaruh pada jumlah tetesan atau debit air yang dikeluarkan oleh selang infus. Berikut ini perhitungan penggunaan infuse pada aplikasi irigasi tetes tanaman paprika.
1.             Fase vegetatif I
Jumlah larutan yang diperlukan adalah sebesar 600 ml/tanaman/hari dan kemampuan selang infus sekitar 15-60 tetes per milliliter. Pertaman untuk membuat larutan 600 ml, yaitu dengan mencampurkan pupuk A dan B sebanyak 38.4 gram dengan air sebanyak 561.6 mililiter. Untuk menghitung jumlah tetesan agar air tersebut tersedia sepanjang hari (07.00-15.00) sekitar 8 jam perlu dilakukan pengaturan dengan perhitungan berikut.
Jumlah tetesan/menit = (jumlah larutan/lama waktu irigasi) x 15 tetesan/ml
= (600/(8 x 60)) x 15 tetesan/ml  = 18,75 tetesan/menit
= 19 tetesan /menit
Sehingga agar larutan tersebut habis sampai dengan 8 jam, maka selang infus harus diatur sehingga keluarannya mencapai 19 tetesan/menit

2.             Fase vegetatif II
Jumlah larutan yang diperlukan adalah sebesar 900 ml/tanaman/hari dan kemampuan selang infus sekitar 15-60 tetes per milliliter. Pertaman untuk membuat larutan 900 ml, yaitu dengan mencampurkan pupuk A dan B sebanyak 38.4 gram dengan air sebanyak 861.6 mililiter. Untuk menghitung jumlah tetesan agar air tersebut tersedia sepanjang hari (07.00-15.00) sekitar 8 jam perlu dilakukan pengaturan dengan perhitungan berikut.
Jumlah tetesan/menit = (jumlah larutan/lama waktu irigasi) x 15 tetesan/ml
                                = (900/(8 x 60)) x 15 tetesan/ml   x 15 tetesan/ml
                               = 29 tetesan /menit
Sehingga agar larutan tersebut habis sampai dengan 8 jam, maka selang infus harus diatur sehingga keluarannya mencapai 29 tetesan/menit

3.             Fase generatif
Jumlah larutan yang diperlukan adalah sebesar 1500 ml/tanaman/hari dan kemampuan selang infus sekitar 15-60 tetes per milliliter. Pertaman untuk membuat larutan 1500 ml, yaitu dengan mencampurkan pupuk A dan B sebanyak 38.4 gram dengan air sebanyak 1461.6 mililiter. Untuk menghitung jumlah tetesan agar air tersebut tersedia sepanjang hari (07.00-15.00) sekitar 8 jam perlu dilakukan pengaturan dengan perhitungan berikut.
Jumlah tetesan/menit = jumlah larutan/lama waktu irigasi) x 15 tetesan/ml
                                = (1500/(8 x 60)) x 15 tetesan/ml   x 1
                                = 47 tetesan /menit
Sehingga agar larutan tersebut habis sampai dengan 8 jam, maka selang infus harus diatur sehingga keluarannya mencapai 48 tetesan/menit