Friday, October 21, 2011

Kisah klasik di SMAN 8 Garut


Saat itu aku adalah siswa salah satu SMA di Garut, SMAN 8 Garut. Alhamdulillah di sana saya bertemu dengan guru-guru yang sangat baik, yang penuh inspirasi sehingga mampu memotivasi dan menjadikan diri ini berubah 180 derajat. Ketika itu saya mulai belajar dari nol maklum ketika smp tidak ada taringnya hanya sekedar mendapatkan ijazah saja. Untung saja dapat melanjutkan sekolah juga karena track record selama smp tidak menyakinkan, dengan keinginan akhirnya masuk sma juga meskipun tetap di kecamatan tempat saya tinggal yang dulu sekolahnya tidak begitu terkernal dan diminati. 
Awalnya termotivasi untuk beljar dengan baik ketika menghadiri rapat orang tua yang membahas mengenai sekolah, ketika itu disebutkan adannya beasiswa ke PT bagi yang memiliki prestasi baik. Dari sana lah mulai tetantang untuk belajar dan terus belajar untuk mendapatkan beasiswa itu dan ingin membuktikan dengan pendidikan itu bisa merubah kehidupan ini seta merubah cara pandang orang tua yang acuh terhadap pendidikan karena melihat tetangga yang juga lulusan sma malah menganggur. Akhirnya semua kehidupan masa-masa remajaku ditinggalkan, sejak itu tidak pernah lagi bermain Voly dengan warga, tidak berpacaran lagi dan sempat terucap janji selama sma tidak akan berpecaran dan ternyata janji itu dapat ku penuhi. Pengorbanan ku begitu besar hingga rela tidak lagi berkumpul dengan teman-teman sepermainan, aku seperti orang asing di kampung halaman sendiri, hanya sekedar tegur sama saja dengan para warga dan teman sebayaku. Setiap harinya ku habiskan dengan belajar dan belajar. Dalam diri ini muncul suatu pemikiran bahwa aku ini bukan orang kaya, kalau tidak pandai mau gmana orang menghargaiku... hingga membuatku terus meningkatkan intensitas belajar...
Sore, malam, subuh ku jalani dengan sepenuh hati dan penuh harapan akan dapat melanjutkan ke perguran tinggi. Ketika itu harapan ini hanya suatu harapan kosong, mungkin jika orang mendengarkan harapanku ini akan tertawa dan bilang itu mustahil. Diri ini juga menyadari bahwa itu hanya suatu harapan semu, tapi aku tidak berputus asa selama masih bisa berusaha maka akan ku jalani dengan sepenuh hati. Usahaku berbuah hasil setidaknya ada yang ku banggakan kepada keluargaku yang telah susah payah membiayai sekolah. Ketika muncul kejenuhan dalam menjalani aktivitas yang membosankan ini diri ini selalu teringat akan perjuangan orang tua, beliau banting tulang dari pagi hingga sore mencari nafkah dan untuk biaya sekolah, masa aku tega menghianatinya.. bagaimana mau mengharagai orang kalo ibu dan bapak sendiri saja tidak ku hargai... itulah pemikiran yang membuat diri ini terus berjuang dan mempersembahkan yang terbaik bagi keluarga.
Di saat mengenyang pendidikan di SMAN 8 Garut ini aku bertemu guru-guru yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan dan motivasi untuk terus belajar meraih mimpi-mimpi yang selama itu ada dalam pikiranku yang membuatku bertambah semangat belajar dan berusaha menjadi yang terbaik. Dukungan beliau-beliau ini sangatlah berharga dan tak akan ternilai oleh materi. Sampai sekarang pun masih mengingat mereka dan akan selalu kukenang jasa-jasanya sebagai sumber motivasi dalam setiap menjalani hidup ini. Tak hanya itu dengan doanya dari guru-guruku sekarang aku bisa meraih mimpi-mimpi itu meskipun dengan penantian yang cukup panjang..
Tulisan ini aku dedikasikan untuk guru-guruku SMAN 8 Garut tercinta : Bapak  Totong Sudiana, Ibu Yohana, Bapak Yani Sundani,  Ibu Atty Rachmawaty, Ibu Neni , Bapak Hendarmin (alm),  Ibu Hasanah, Bpak Lala, Bpak Sobur, dan guru-guru lainya yang tidak bisa sya sebutkan satu persatu... semoga aku tidak mengecewakan keluarga,  almamaterku, teman-temanku (terutama Sri Mulyati) dan yang lainnya amin 

No comments:

Post a Comment