Tuesday, November 27, 2012

Aplikasi Selang Infus pada Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation) untuk Tanaman Paprika

  3.1            Apakah Pemanfaatan Selang Infus Merupakan Teknologi Tepat Guna untuk Irigasi Tetes  pada Tanaman Paprika?
Pada bagian infus terdapat bagian yang berfungsi untuk mengatur jumlah cairan yang harus dimasukan ke pasien. Dan juga berfungsi sebagai saluran untuk memasukan nutrisi yang terdapat dalam kantung infus ke tubuh pasien Bagian selang ini dapat dimanfaatkan untuk irigasi tetes yang diaplikasikan pada tanaman paprika. Sisitem irigasi pada paprika ini biasanya digunakan sistem irigasi tetes yang sering digunakan sistem yang cukup komplek dengan menggunakan peralatan yang serba otomatis dan terukur, sehingga dalam penggunaannya kurang praktis dan memerlukan modal yang cukup besar. Hal tersebut sangat sulit untuk diterapkan dalam pertanian skala kecil.
Salah satu solusinya dengan mensubtitusi peralatan yang komplek tersebut dengan menggunakan peralatan yang sederhana dan dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas, yaitu dengan menggunakan botol minuman mineral dan selang infusan. Komponen ini mudah didapatkan dan sangat sederhana untuk dimanfaatkan dalam irigasi tetes untuk tanaman paprika.
 Sumber : http://clearwaste.blogspot.com
Gambar 2 Aplikasi selang infus dan botol mineral pada irigasi tetes
Air yang terdapat dalam botol minuman mineral akan mengalir mealalui selang dengan adanya gaya gravitasi, sehingga tanpa adanya perlakuan apa pun air akan mengalir sendiri melalui selang infuse tersebut. Pada selang infus ada bagian pengatur jumlah tetesan yang akan mengatur jumlah debit air yang keluar dari selang. Banyak tidaknya jumlah tetesan ini akan mempengaruhi debit yang dikeluarkan selang, dan besar kecilnya sangat mudah diatur sesuai dengan kebutuhan. Sehingga jumlah air yang keluar dari selang sesuai dengan kebutuhan air tanaman paprika.
Air pada botol penampung akan terus mengalir secara terus menerus sepanjang hari dengan jumlah yang sama setiap waktunya sehingga akan menjamin ketersediaan air yang diperlukan oleh tanaman paprika yang mencapai 0.5 sampai dengan 1,2 liter perhari sesuai dengan usia dan fase pertumbuhannya. Dengan adanya pengaturan debit dan keluaran air pada selang berupa tetesan yang menunjukan debit air yang rendah. Hal tersebut merupakan salah satu criteria aplikasi irigasi tetes yang baik, selain itu aplikasi penggunaan selang infus ini akan menghasilkan jumlah air yang konstan sesuai dengan yang disyaratkan pada aplikasi irigasi tetes, dan juga bahan yang terbuat dari plastik akan membuat usia pemakaian cukup lama. Dengan demikian berdasarkan kriteria yang baik untuk aplikasi irigasi tetes ini, penggunaan selang plastik dan botol minuman mineral dapat dijadikan sebagai teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam upaya irigasi terhadap tanaman paprika.

  3.2            Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Selang Infus pada Irigasi Tetes Untuk Tanaman Paprika?
Dalam pemanfaatannya, penggunaan selang infus ini pada aplikasi irigasi tetes tanaman paprika tentunya mempunyai kekurangan dan kelebihan yang akan menghambat dan mendukung upaya pemberian air pada tamanan paprika hingga kondisi optimum untuk pertumbuhan tanaman paprika.
Adapun yang menjadi kelebihan penggunaan selang infus pada aplikasi irigasi tetes ini adalah sebagai berikut :
1.      Selang infus merupakan alat yang praktis dalam penggunaannya sehingga untuk aplikasinya tidak memerlukan keahlian khusus.
2.      Pengaturan jumlah air yang keluar dari selang dapat dengan mudah dilakukan karena adanya bagian untuk pengaturan jumlah tetesan per satuan waktu. Sehingga air yang keluar akan sesuai dengan air yang dibuthkan tanaman
3.      Debit air pada selang infus konstan tidak akan mengalami perubahan debitnya setelah dilakukan pengaturan.
4.      Investasi yang dikeluarkan untuk pembuatan aplikasi irigasi tetes relative murah bahkan dapat memanfaatkan barang-barang bekas.
5.      Bahan selang infus dan botol tampungan air terbuat dari plastik yang akan tahan lama tanpa terserang oleh rayap atau hal lain yang dapat menyebabkan kerusakan
Namun dibalik kelebihannya tersebut, terdapat juga kekurangan penggunaan selang infus dalam aplikasi irigasi tetes untuk tanaman paprika, yaitu sebagai berikut.
1.      Selang infus yang diambil dari limbah rumah sakit beresiko mengandung bakteri atau bibit penyakit yang berbahaya.
2.      Perlu adanya energi tambahan untuk melakukan sterilisasi selang infus bekas salah satunya dengan merendam di air mendidih selama beberapa waktu atau dengan menggunakan larutan alcohol 70 %.
3.      Perlu adanya biaya tambahan apabila akan menggunakan selang infus yang baru dengan harga sekitar Rp. 9000 sampai dengan Rp. 12.500 per unit.

  3.3            Penggunaan  Selang Infus pada Irigasi Tetes untuk Tanaman Paprika?
Penggunaan selang infus ini pada aplikasi irigasi tetes untuk tanaman paprika berfungsi sebagai pengatur debit dan menyalurkannya pada daerah perakaran tanaman. Sehingga dalam aplikasinya perlu dilakukan pengaturan agar air yang keluar dari selang jumlahnya sesuai dengan jumlah air yang diperlukan oleh tanaman paprika. Pada budidaya tanaman paprika penyiraman dan pemupukan biasanya dilakukan secara bersamaan, yang dikenal dengan sistem fertigasi, yaitu pengairan tanaman sekaligus dengan pemberian pupuk. Tanaman paprika menggunakan berbagai macam pupuk, namun saat ini telah tersedia pupuk yang siap digunakan, yang terdiri atas pupuk A dan pupuk B yang sudah mencakup seluruh kebutuhan tanaman paprika. Jumlah total pupuk A dan B ini mencapai 38,363 gram. Sedangkan kebutuhan air untuk setiap fase pertumbuhan paprika berbeda-beda, untuk masa fase vegetatif I membuthkan 600 ml/tanaman/hari larutan, fase vegetative II membuthkan 900 ml/tanaman/hari dan untuk fase generatif memerlukan 1500 ml/tanaman/hari larutan. Hal tersebut akan berpengaruh pada jumlah tetesan atau debit air yang dikeluarkan oleh selang infus. Berikut ini perhitungan penggunaan infuse pada aplikasi irigasi tetes tanaman paprika.
1.             Fase vegetatif I
Jumlah larutan yang diperlukan adalah sebesar 600 ml/tanaman/hari dan kemampuan selang infus sekitar 15-60 tetes per milliliter. Pertaman untuk membuat larutan 600 ml, yaitu dengan mencampurkan pupuk A dan B sebanyak 38.4 gram dengan air sebanyak 561.6 mililiter. Untuk menghitung jumlah tetesan agar air tersebut tersedia sepanjang hari (07.00-15.00) sekitar 8 jam perlu dilakukan pengaturan dengan perhitungan berikut.
Jumlah tetesan/menit = (jumlah larutan/lama waktu irigasi) x 15 tetesan/ml
= (600/(8 x 60)) x 15 tetesan/ml  = 18,75 tetesan/menit
= 19 tetesan /menit
Sehingga agar larutan tersebut habis sampai dengan 8 jam, maka selang infus harus diatur sehingga keluarannya mencapai 19 tetesan/menit

2.             Fase vegetatif II
Jumlah larutan yang diperlukan adalah sebesar 900 ml/tanaman/hari dan kemampuan selang infus sekitar 15-60 tetes per milliliter. Pertaman untuk membuat larutan 900 ml, yaitu dengan mencampurkan pupuk A dan B sebanyak 38.4 gram dengan air sebanyak 861.6 mililiter. Untuk menghitung jumlah tetesan agar air tersebut tersedia sepanjang hari (07.00-15.00) sekitar 8 jam perlu dilakukan pengaturan dengan perhitungan berikut.
Jumlah tetesan/menit = (jumlah larutan/lama waktu irigasi) x 15 tetesan/ml
                                = (900/(8 x 60)) x 15 tetesan/ml   x 15 tetesan/ml
                               = 29 tetesan /menit
Sehingga agar larutan tersebut habis sampai dengan 8 jam, maka selang infus harus diatur sehingga keluarannya mencapai 29 tetesan/menit

3.             Fase generatif
Jumlah larutan yang diperlukan adalah sebesar 1500 ml/tanaman/hari dan kemampuan selang infus sekitar 15-60 tetes per milliliter. Pertaman untuk membuat larutan 1500 ml, yaitu dengan mencampurkan pupuk A dan B sebanyak 38.4 gram dengan air sebanyak 1461.6 mililiter. Untuk menghitung jumlah tetesan agar air tersebut tersedia sepanjang hari (07.00-15.00) sekitar 8 jam perlu dilakukan pengaturan dengan perhitungan berikut.
Jumlah tetesan/menit = jumlah larutan/lama waktu irigasi) x 15 tetesan/ml
                                = (1500/(8 x 60)) x 15 tetesan/ml   x 1
                                = 47 tetesan /menit
Sehingga agar larutan tersebut habis sampai dengan 8 jam, maka selang infus harus diatur sehingga keluarannya mencapai 48 tetesan/menit


2 comments:

  1. selang lama2 kotor oleh endapan dan macet. sy pakai botol dibalik, tutupnya dilubang 2 kecil lalu masing2 dimasuki selang kecil dr tangkai cotton but bayi. seringnya tetesan diatur dg memanjang pendekkan salah satu selang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba mas pakai filter di bagian bawahnya agar tanah tidak masuk selang, bisa pakai injuk

      Delete